MUSIM
penghujan di kotaku kini tak lagi menorehkan rasa, sepertinya hambar. Tak ada
dingin, tak jua basah, tetap kering kerontang serta terkadang membawa serpihan
masam akan sebuah kenangan. Tentang kita, bersama dalam sebuah nuansa semu yang
mungkin tak akan pernah menjadi nyata.
“Karenaku?”
tanyamu pada pena itu.
Mengapa kau
tak bertanya langsung padaku? Padahal hari masih berganti serta mentari tetap
perkasa menerangi bumi. Jawabnya singkat, kau tak mau, tak ingin.