Ketika Bunga tersakiti oleh Kumbang tak bersayap, barangkali ia akan enggan memekarkan diri. Mungkin juga ia tak mau membuka hatinya lagi. Sesungguhnya setiap kisah adalah penggoresan pada kanvas warna merah. Semakin menyala, semakin kau tak mau mengerti makna yang tersirat di dalamnya. Terlagi sebuah kesempatan, ia selalu ada kala kau meminta. Namun, tak kedua, bukan ketiga, kesempatan itu akan sirna. Jikalau kau sadar bahwa Bunga telah tenggelam dalam pemetaan sedih, seyogyanya kau pula yang mengobati. Sebab Bunga tak butuh sesiapa. Kecuali kau yang membantunya terbang melihat kemungkinan jalinan cintanya yang indah...
Pedih
by Last Child
Engkau yang sedang patah hati
Menangislah dan jangan ragu ungkapkan
Betapa pedih hati yang tersakiti
Racun yang membunuhmu secara perlahan
Menangislah dan jangan ragu ungkapkan
Betapa pedih hati yang tersakiti
Racun yang membunuhmu secara perlahan
Engkau yang saat ini pilu
Betapa menanggung beban kepedihan
Tumpahkan sakit itu dalam tangismu
Yang menusuk relung hati yang paling dalam
Betapa menanggung beban kepedihan
Tumpahkan sakit itu dalam tangismu
Yang menusuk relung hati yang paling dalam
Engkau yang hatinya terluka
Di peluk nestapa tersapu derita
Seiring saat keringnya air mata
Tak mampu menahan pedih yang tak ada habisnya
Di peluk nestapa tersapu derita
Seiring saat keringnya air mata
Tak mampu menahan pedih yang tak ada habisnya
Hanya diri sendiri
Yang tak mungkin orang lain akan mengerti
Yang tak mungkin orang lain akan mengerti
Di sini ku temani kau dalam tangismu
Bila air mata dapat cairkan hati
Bila air mata dapat cairkan hati
Kan kucabut duri pedih dalam hatimu
Agar kulihat, senyum di tidurmu malam nanti
Anggaplah semua ini
Satu langkah dewasakan diri
Dan tak terpungkiri
Juga bagimu...
Agar kulihat, senyum di tidurmu malam nanti
Anggaplah semua ini
Satu langkah dewasakan diri
Dan tak terpungkiri
Juga bagimu...
#Gambar diunduh dari sini