Pages
Keberhasilan adalah hak, dan seperti semua hak,
kitalah yang diharapkan datang menjemputnya.
Caranya adalah:
1. Tulislah pernyataan yang jelas mengenai impian
Anda.
3. Tetapkan batas waktu pencapaian setiap langkahnya.
4. Laksanakanlah setiap langkah dengan rajin dan
sabar.
5. Sesuaikanlah tindakan Anda, bukan impian Anda.
Mudah-mudahan acuan sederhana ini dapat mendampingi
upaya Anda untuk mencapai impian-impian Anda.
Tuhan tidak akan mengubah nasib kita, jika kita tidak
berupaya mengubahnya.
Maka, upaya yang baik adalah pengubah nasib.
Dan sudah pasti, nasib tidak akan berubah hanya dengan
ditunggu dalam rasa minder karena gemar menunda, dan rasa marah karena menuduh
dunia telah berlaku tidak adil.
Dan keberhasilan adalah hak, dan seperti semua hak,
kitalah yang diharapkan datang menjemputnya.
#Ilustrasi diunduh dari sini
Belajarlah
dari filosofi meludah. Apa itu filosofi meludah? Aneh sekali tabiatnya,
kebalikan dari keran air, maka semakin besar membuka mulut, maka
semakin susah meludah, tapi kalau kecil saja mulutnya terbuka, lancar
sekali ludahnya melesat keluar. Coba praktekkan sendiri kalau tidak
percaya.
Nah, di dunia ini, terkadang ada yang seperti filosofi
meludah. Semakin ngebet kalian, semakin pengen, semakin maksa, semakin
ngaku suka, dsbg-nya, maka dia semakin menjauh tidak terjangkau. Tapi
saat dijalani dengan tulus, tidak berharap banyak, malah lancar sekali
urusannya.
(Tere Liye - Novel Amelia)
#Ilustrasi diunduh dari sini
“Perasaan adalah perasaan, meski secuil, walau setitik hitam di tengah lapangan putih luas, dia bisa membuat seluruh tubuh jadi sakit, kehilangan selera makan, kehilangan semangat, hebat sekali benda bernama perasaan itu, dia bisa membuat harimu berubah cerah dalam sekejap padahal dunia sedang mendung, dan di kejap berikutnya mengubah harimu jadi buram padahal dunia sedang terang benderang.”
(Tere Liye - Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah)
#Ilustrasi diunduh dari sini
Seberapa banyakkah yang benar-benar kita ketahui tentang orang yang kita cintai? Sering kali, hanya sedikit. Sedikit sekali. Menariknya, semakin lama kita menghabiskan waktu bersama orang yang kita cintai, semakin sedikit kita merasa mengenalnya. Kebiasaan-kebiasaannya menjadi sedemikian dekat. Hal-hal kecil yang familier. Tetapi beberapa hal penting menjadi semakin jauh dan berpagar: impian, keinginan, hasrat, rahasia.
(Hanny Kusumawati – Humsafar)
#Ilustrasi diunduh dari sini
Tak sabar
aku bersambang pada senja dan menunggumu bercerita. Kau di mana?
ENTAHLAH,
akhir-akhir ini aku gemar mengunjungi kolong langit Pasupati. Peneduh dengan
atap yang tak pernah diam, selalu saja bergerak hingga ketika kau berpaling
sedikit darinya, maka hampir pasti kau akan kehilangan susunan atap idamanmu.
Peneduh itu berdiri tegak membelah Kota D dengan anggun. Dengan meliuk indah
bak berlembar selendang sutera. Sebab saat kau menyusuri tepinya, kelak kau
akan menghela napas panjang terlagi lelah sebelum mengharapkan akhir yang
sempurna.
"Sebenarnya, apakah itu perasaan? Keinginan? Rasa memiliki? Rasa sakit, gelisah, sesak, tidak bisa tidur, kerinduan, kebencian? Bukankah dengan berlalunya waktu semua seperti gelas kaca kosong yang berdebu. Begitu-begitu saja, tidak istimewa."
(Tere Liye - Sunset bersama Rosie)
#Ilustrasi diunduh dari sini
2. Orang yang seleranya tinggi, tapi semangat kerjanya rendah.
3. Orang yang impiannya besar, tapi keberaniannya kecil.
4. Orang yang ingin berubah menjadi lebih baik, tapi suka membantah dan mencemooh nasihat.
5. Orang yang ingin keren dan beken, tapi kamseupay-nya norak, bukan yang lugu dan lucu.
6. Orang yang ingin dicintai, tapi kasar dan tidak peka terhadap perasaan orang lain.
Nura, apakah
kau baik di sana? Bagaimana kabarmu? Rambutmu, masihkah hitam?
KUKISAHKAN
pada kalian tentang permaisuri alam yang mewangi. Perempuan dengan segala
keindahan di balik lembutnya siluet. Sepasang mata pula bercahaya kala dia
menatapmu memberi secerca perhatian. Sesekali, cobalah balas kaupandang dia
dengan perlahan. Lihatlah lekuknya yang menawan. Sambanglah senyumnya yang
menghangatkan kala kau merasa sendiri kesepian. Kubisikkan beberapa patah kata
perjumpaan dengan hati-hati. Dengan sepenuh jiwa yang membuncah tak karuan
menahan sempurna kegugupan. Dia menoleh sembari menegak napasku yang terisi
suara kerinduan.
“Nura, ini
aku. Damar,” bisikku.
Cinta sejati selalu menemukan jalan. Ada saja kebetulan, nasib, takdir, atau apalah sebutannya. Tapi sayangnya, orang-orang yang mengaku sedang dirundung cinta justru sebaliknya, selalu memaksakan cerita, khawatir, cemas, serta berbagai perangai norak lainnya. Jika berjodoh, Tuhan sendiri yang akan memberikan jalan terbaik-Nya. Kebetulan yang menakjubkan.
(Anonim)
#Ilustrasi diunduh dari sini
Subscribe to:
Posts (Atom)