Jika engkau ingin mendapatkan perhatiannya, janganlah tampil terlalu tertarik kepadanya.
Dia akan
merasa senang menjadi pusat perhatian, tapi menjadi salah tingkah dan bahkan
curiga kepada orang yang terlalu tertarik kepadanya.
Jagalah matamu
tidak terlalu terbelalak saat memandangnya, dan janganlah memandanginya terlalu
lama. Pandanglah dia selama cukup untuk menyebut namanya dengan lembut.
Tunjukkanlah
beberapa tanda bahwa engkau tertarik, tapi jangan terlalu banyak.
Tersenumlah
saat engkau beradu pandang dengannya, tapi segera alihkanlah kepada sesuatu
yang lain, tapi jagalah senyum itu tetap membayang samar-samar agar dia merasa
bahwa dia masih ada di dalam kesadaranmu.
Paksalah dirimu
untuk memendekkan pembicaraan dengannya, dan tegaskanlah dengan lembut bahwa
engkau harus pergi, dan berharap agar bisa bertemu lagi dengannya.
Janganlah
menjabat tangannya terlalu erat, tapi pastikanlah dalam kelembutan sentuhanmu
ada kegembiraan yang mengalir dari hatimu yang sesungguhnya merahasiakan
ketertarikanmu kepadanya.
Lambaikanlah
tanganmu dengan ceria, melangkahlah pergi seperti engkau tak akan menoleh
kembali, tapi beberapa langkah kemudian berpalinglah dengan senyum yang hampir
tak terlihat dan katakanlah ‘bye’ di bibir yang hampir tak bergerak, dengan
sedikit gerakan lemah tanganmu yang harus pergi tapi lebih ingin berlama-lama
bersamanya.
Lalu
melangkahlah dengan keanggunan yang ditenagai oleh keindahan doamu agar Tuhan
menyandingkanmu dengannya–jika Tuhan merestui ia sebagai belahan jiwamu.
(Mario Teguh)
#Ilustrasi diunduh dari sini