Pada hari ini, ada lesung yang
melengkung tak seperti biasa. Kau tahu, apa makna di balik bertambahnya usia?
Di sana, kau akan kehilangan satu-demi-satu hari yang kau punya. Kau dermakan
ia, kau gadai makna terpekatmu bersama waktu. Lantas apa itu waktu? Adakah ia
hanya datang untuk melukis senyum yang tak paripurna? Katamu, waktu bukanlah kosmetik
kecantikan, melainkan bagaimana caramu memberi harga pada kehidupan. Aku
terhenyak, masih memikirkan kalimat teragungmu, yang membuatmu membisu pada
hari terbaikmu.
Kau, Anis, melewatkan setahun, atau
juga bertahun lalu untuk meraibkan diri pada hal-hal sempurna. Kau menemui
berbagai macam manusia hingga bersambang denganku, melalui media yang sungguh
tak terjangkau waktu. Aku datang, dan kau anggap berbeda, sehingga kau suka
akannya. Oh, adakah itu ialah topeng teruntukmu, ataukah memang asli yang ada
pada diriku? Semua tiada tahu, hanya waktu, yang akan membungkamku lewat
narasinya.
Apa yang kau minta hari di hari paling
berbahagiamu? Mungkinkah kau menginginkan kejutan yang tiada pernah terlupakan?
Ataukah buku kenanganmu bersama lekak-lekuk perhentian? Atau malah aku yang
ternyata sungguh kau inginkan? Jawabnya misteri, dan wanita, sejujurnya ialah
makhluk dengan sejuta tanya. Namun, aku suka.
Lain waktu, sudihkah kau merayakan
hari terbahagiamu lagi, bersamaku, bersama senja yang menyingsing di balik
siang. Kelak, matahari seakan enggan meninggalkan hari-harimu sendiri, ia
senantiasa menemani, tak mau pergi. Andai matahari itu ialah aku, yang tak
pernah kau ragukan keikhlasannya akanmu.
Kini, tak perlulah kau menebar tanya
tentang kekhawatiran-kekhawatiran semu. Itu hanya bayangan gelapmu yang
mengisyaratkan keinginan. Tatap aku, lihat mataku, barangkali janjinya tak akan
pernah kau percayai lagi, mungkin saja ucapnya nanti tiada sanggup kau pegang
pasti, tetapi, sebelum itu terjadi, sekali ini, kau hanya perlu menikmati,
indahnya roman menjadi sebait kenyataan.
Dariku untukmu, dengan wajah pasi
selaksa sekerat roti, dengan kemeja tersingsing, serta dengan keseriusan utuh,
aku ucapkan: Selamat Ulang Tahun padamu.
Lain waktu, semoga aku masih bisa
membuatkan “karya” untukmu.
Tetap tersenyum, wanitaku...
(IPM)
Bandung,
Maret 2013