Sudahkah kau menemui belahan jiwamu,
hingga kau tak lagi berpaling ke lain sisi? Dengannya, kau seakan lengkap.
Sejalan. Seirama. Dalam setiap nada dan kata. Barangkali, kekasihmu itu sungguh
menerimamu utuh, tanpa kurang, dan kesah. Dari ronanya, kau bisa menyaksi,
betapa beruntungnya kau dengannya berkasih. Dia, seakan-akan memahamimu dengan
sarat. Penuh. Berlebih. Hingga, tak perlu kau meruapkan rasa ke sesiapa, selain
dengannya.
Indah, bukan?
Indah, bukan?
Aih, mana mungkin di dunia ada yang
seperti itu. Bukankah nestapa selalu ada di setiap saku para pasangan?
Sekarang, tinggal kau belajar memilih, waktu yang tepat untuk membukanya.
Alih-alih bersenang, boleh jadi segala suka hanya akan mewujud kenang. Dan kau,
selaksa malam-malam terdahulu, berkasih dengan bulan yang kesepian.
Sebelum tiba saatnya, kau tak perlu
mengiba khawatir. Cukuplah Tuhanmu yang mengatur segalanya kelak. Bukankah kau,
atau juga dia, hanya bisa berencana, sedang Tuhanmulah penyetuju seluruhnya?
Maka, bolehkah saat ini aku mengistimewakanmu? Sebelum hina masaku, kelak, kau hanya
akan sanggup mengenang. Ketika aku tak berpulang, sementara kau pelan-pelan
memanggilku tanpa bimbang. Sayang, aku takkan pernah datang...
Istimewa
By Petra
Sihombing
Hanya dia yang mengerti aku
Cuma dia yang bisa luluhkan hatiku
Hanya dia yang manjakan aku
Cuma dia kan ada di dalam hatiku
Lagu ini kunyanyikan untuknya
Bukan hanya sekedar lagu cinta
Karena kutak hanya cinta biasa
Cintaku istimewa
Hanya dia yang tahu diriku
Hanya dia yang bisa baca pikiranku
Lagu ini kunyanyikan untuknya
Semua dari hatiku sepenuhnya
Sungguh tulus cintaku kepadanya karena
dia istimewa
Hanya dia yang membuatku begini,
merasa istimewa
***
#Ilustrasi diunduh dari sini