Suatu hari, terdapat seorang lelaki
religius yang mengalami kesusahan. Perahu yang ia kendarai rusak, mesin
motornya tiba-tiba tidak berfungsi. Lalu, lelaki itu memohon kepada Tuhannya
agar serta merta membantunya secara langsung. Ia beralibi bahwa ia sangat dekat
dengan Sang Pencipta.
Tak lama kemudian, datanglah nelayan,
yang pulang setelah pergi menebar jala ikan. Nelayan pun bertanya, “Hai Pemuda,
sedang apa kau di sana? Ada yang bisa saya bantu?”
“Tidak, Pak. Saya sudah meminta agar
Tuhan menolong saya dengan tangan-Nya,” jawab lelaki itu dengan mantab. Lalu,
nelayan melanjutkan perjalanannya menuju daratan.
Tidak berselang lama, dua orang polisi
perairan melenggang. Sambil mendekati perahu sang pemuda, dia bertanya,
“Selamat siang, Anak muda. Mesin perahumu rusak? Atau ada yang bisa kami
lakukan untuk membantumu?”
“Tidak perlu, Bapak-bapak. Terima
kasih. Saya sudah meminta agar Tuhan menolong saya dengan tangan-Nya,”
lagi-lagi lelaki itu menjelaskan. Tidak ingin membuang waktu, lantas dua orang
polisi itu melanjutkan patroli perairan.
Hingga petang, tak ada lagi sesiapa
yang membantu lelaki muda itu. Akhirnya, ia menggerutu, dan mulai mendayung
perahunya pelan-pelan. Lambat sekali, baru malam, ia sampai di daratan.
Ia begitu kecewa kepada Tuhannya. Amat
sangat kecewa. Namun, rahasia usia seseorang tidak ada yang tahu. Tak lama
setelah ia sampai ke daratan, Tuhan memanggilnya seketika. Seluruh keluarganya
terkejut, tetapi seperti itulah yang dinamakan misteri.
Di alam lain, sang pemuda bertemu
dengan Penciptanya, lantas ia bertanya, “Ya Tuhanku, aku telah beribadah dengan
taat kepada-Mu. Aku telah menjauhi segala larangan-Mu. Namun, mengapa Engkau tak
membantuku dengan tangan-Mu ketika aku kesusahan di lautan?”
Tuhan menjawab, “Aku sudah mengirimkan
bantuan dengan dua cara: nelayan dan dua orang polisi, tetapi kau menolaknya.”
Lelaki itu termenung, menyesali
ketidaktahuannya akan apa itu bantuan dari Tuhan. Boleh jadi, Tuhan mengirimkan
bantuan lewat tangan-Nya, melalui orang-orang di sekelilingmu. Sadarilah.
Bukankah kau termasuk manusia yang berpikir?
(IPM)
Surabaya, Juli 2013
#Ilustrasi diunduh dari sini