Suatu ketika, kau memiliki satu biji
mangga.
Namun, kau tak mempunyai tanah yang
cukup untuk menanamnya. Lantas, kau semai biji itu di tanah lapang dekat rumah.
Kau pun tekun menyirami, memupuk,
serta memberi kasih sayang yang cukup kepada biji mangga itu.
Hari berganti minggu. Bulan berganti
tahun.
Biji itu kemudian tumbuh menjadi
pohon mangga yang teduh, yang sejuk, yang berbuah lebat.
Manis daging buahnya terasa, bahkan
sebelum ia benar-benar matang.
Kau menunggunya hingga ranum, dengan
membungkusnya. Entah kertas koran atau plastik hitam kaupakai, dengan alibi agar
buah itu tidak dijamah lain perangai.