Kita bukan Jesse dan Celine dalam Before Sunrise, Sunset, and Midnight...
Kita tak pernah bertemu di kereta api,
meruang ke restorasi untuk berkenalan, dan merajut cerita tentang utuh satu
malam.
Sepanjang gelap, kita tak saling
berbagi peran untuk sekadar berpura menelpon seorang sahabat. Dalam sinyal
semu, kita berkisah perihal masing-masing, yang dirasa, dan yang diharap
mewujud nyata.
Kita tak pernah bertemu di toko buku
tua di Paris, menakdirkan jalan ke cafe untuk secangkir kopi hambar, dan melewati
ujung sungai demi panjang percakapan.
Sebelum pergi, salah satu dari kita
tak melukis kisah terdahulu dalam buku yang akan diterbitkan. Hanya untuk
sebuah malam, beratus halaman kita terka tak cukup menggambarkan.
Kita tak pernah bertemu kembali dalam
van berisi dua putri kembar, cantik, berambut pirang khas non-pribumi, hasil
buah cinta beberapa malam sebelumnya.
Sebelum tengah malam, kita berjanji
untuk bersama, selamanya, dalam suka dan duka. Setelah lelah berhangat dengan
kecup, dan telepon dari mantan kekasih.
Maafkan aku, Sayang. Maaf. Kita tak
sama dengan Jesse-Celine, bukan?