Selalu
ada kata ‘dahulu’ untuk menghibur masing-masing dari kita...
Jauh sebelum hari ini, bunga masih
saja segar membasahi mata. Kala pagi, kau menyapa lewat pesan elektronik, atau
dengan suaramu yang mengetuk pintuku pelan-pelan. Aku, selalu menunggumu untuk
memintaku bangun. Dengan mata merah berat, aku menyanggupi. Kupegang tanganmu,
kuraibkan mimpi untuk menyambutmu hari ini.
“Selamat pagi, Sayang...” kataku,
sejenak sembari mencari-cari kacamata.
“Aih, sebenarnya aku tak perlu kedua
lensa itu untuk mengeja ronamu. Aku telah hapal benar. Kulit putih, mata garis
pantai, hidung mungil, serta rambut hitam berponi milikmu. Semuanya aku ingat,
tanpa perlu berpikir lama. Adakah dari deskripsiku yang salah?”
“Tidak, Sayang, seluruhnya benar. Itu
aku, yang mengisi relungmu kala pagi,” ujarmu.