Sebenarnya, aku sangat ingin tahu
tentang apa yang kau ingin di hari berbahagiamu. Akankah ia mewujud bingkisan
kado? Kue tart pelangi? Lilin
bercahaya redup? Atau, justru balon helium yang siap diterbangkan?
Kau, pribadi periang yang sangat
mengagumi dunia kepenulisan. Aku baca dalam lamanmu, kau gemar menulis ini-itu.
Perihal kehidupanmu, beberapa kisah khayal untuk menghias keseharian, serta dinamika
hidup bersama kekasih yang sangat kau idamkan. Kau pun sempat menyampaikan,
bahwa dia, kekasihmu, amat sederhana. Dan, bukankah setiap lelaki memang harus
sederhana? Yang rumit itu cinta,
katamu.
Maaf, aku berkunjung tanpa mengetuk
pintu dahulu. Ini apresiasi, sekaligus kejutan. Kuharap, kau berkenan, terlagi
terkesan.
Oh, aku amat berbahagia hari ini.
Kawan, sekaligus sahabat yang belum pernah bertemu, bertambah usianya. Semakin
dewasa, semakin dekat masanya untuk menjadi seorang ibu. Tangkas, mandiri, dan
inisiatif tinggi, barangkali ialah bekalmu. Kurasa, kau telah hapal dan
memilikinya. Utuh.
Tanpa kelokan lagi, aku akhiri ucapan
ini dengan beberapa larik pamungkas.
Selamat ulang tahun, Desy. Semoga dengan bertambahnya usia, bertambah pula keberkahannya.
Salam.
Dari Tukang Cerita.