Aku tidak sengaja jatuh cinta. Aku
tidak sengaja mencuri pandangmu dalam diam ketika aku bersama kamu. Dan, saat
kamu balik melihat, aku tidak sengaja mengalihkan tatap mata sejauh-jauhnya, berharap
kau tak deteksi sisi gelapku mengawasi.
Aku tidak sengaja merasa khawatir
bilamana keberadaanmu denganku berbeda ruang dan waktu. Tentu, aku akan tidak
sengaja mencari-cari lesungmu, yang sedari awal amat kukagumi.
Aku tidak sengaja berharap kau tak
kembalikan sekaligus beberapa barang yang kau pinjam dariku. Atau, mendadak aku
tidak sengaja mengkhayal kau mengembalikan pernik itu satu demi satu, serta kau
berniat meminjam pernik lainnya lagi. Segalanya bertujuan, semata agar
pertemuanku denganmu beralasan.
Aku tidak sengaja menjadikan tawamu
sebagai candu. Leluconku, aku tidak sengaja meluapkannya begitu saja, saat
tengah berdamping denganmu. Aku pun tidak sengaja merindu setiap cubitan darimu
waktu dengan nada bercanda kuhadiahi kau plesetan
murah. Ah, geligimu itu, yang putih nun berkilau, membuat aku tidak sengaja
menyimpannya dalam kantong, untuk persediaan kala tak berpapas.
Aku tidak sengaja menggores bait-bait
frasa berima pada kertas putih tak bergaris. Tiap kalimat, aku tidak sengaja
membaca ulang sembari membayangkan ada kamu yang gemar mendengarkan. Kelak,
pada akhir puisi, aku tidak sengaja memejam, melapangkan dada yang tak karuan
begitu senang.
Aku tidak sengaja menghapal rute
tersingkat menuju rumahmu. Meskipun, jalanan terjal penuh aral, aku tetap sabar,
tanpa merupa kesal. Halamanmu, aku tidak sengaja berharap menjadi tempatku
bersamamu nanti, ketika menghabiskan pagi berdua, ditemani dua cangkir hangat seduhan
teh melati.
Aku tidak sengaja merekam dalam angan,
bagaimana syahdu berebut selimut denganmu kala malam mulai menggigil. Sedang
hujan di luar menakuti, dan kamu, akan ringsek menenggelamkan diri dalam
dekapku. Hampir pasti, aku akan tidak sengaja mengucap, “Tenang, Sayang, aku
ada di sampingmu,” hingga kamu benar tenang, serta pulas memejamkan mata.
Dalam lelapmu, aku tidak sengaja
memesan segenap mimpi agar tidurmu berkesan. Saat kubangunkan kamu di pagi buta,
aku akan tidak sengaja mengusap jemarimu sembari mengecup matamu agar terjaga.
Kau mengulat, lalu menghadiahiku senyum terindah. Ah, aku tidak sengaja
membalas lesung itu, dengan mengajakmu bersujud bersama, bersyukur pada Tuhan
kita.
Aku tidak sengaja menobatkanmu sebagai
ratu, atau permaisuri, atau kekasih hati, yang gemar merenda romansa dalam
bilik-bilik asa. Maka kumohon, kamu, teruslah kejutkan aku!
Maaf, aku tidak sengaja jatuh cinta
padamu. Atau, kamu tidak sengaja menjatuhcintakan aku. Oh, apapun bunyi opsi itu,
aku setuju, apabila karenanya terus bersama kamu.
Kamu tidak harus sengaja untuk jatuh
cinta.
*Dua
teori yang aku percayai: 1) Otak tak bisa menerima kata ‘tidak’. 2) Tiada
ketidaksengajaan terjadi di dunia ini.
––
Ditulis setelah melewati genap momen
berharga berdua. Ini rindu, yang jelas kusampaikan untuk satu wanita, kamu.