Noor tidak menyangka akan
seperti ini jadinya. Bayang wajah terdahulu masih saja menggantung menggoda.
Tatap itu meminta, sembari merayu untuk selalu diberi perhatian. Awalnya
sebentar, akan tetapi, semakin hari, sorot matanya terus saja bergelayut membebani
pandang. Noor tak berdaya menahan.
“Past is a nice place to visit,
but certainly not a good place to stay,” katanya. Namun, tindakan Noor sama
sekali tak mencerminkan hal itu. Dia masih terngiang memoria indah saat lampau.
Lelaki beralis tebal, berhidung mancung, dan sebaya, berkuasa dalam alam
pikirannya. Dia tak tahu bagaimana cara melepaskan, seperti yang dilakukan
lelakinya.
***
Noor menyebut lelaki itu:
Senja. Tentu bukan nama sebenarnya, sebab hingga kini, Noor ingin sekali melupa.
Berusaha keras dia menghapus laras namanya, atau melakukan cara lain untuk
berkelit dengan mengganti asma merupa Senja.