Semakin banyak berbicara,
semakin berbusa. Adalah diam tetapi berisi, jauh lebih baik daripada nyaring
tanpa arti. Wanita tak menginginkan itu. Tak sudih dia menghadap barang
janji-janji hampa. Seluruhnya diharap mewujud nyata.
Aku yang sedari dulu
mendambakannya takkan membuang peluang sia-sia. Sebelah dariku sangat optimis
meraih segalanya. Namun, setengah yang lain gemar meragu, menggerutu, mengeluh,
serta menyatakan jikalau aku tak mampu.
Dapat
atau tak dapat tetap harus dicoba, bukan? Akan tetapi tiada seorang pun akan menilai dari
proses. Semua melihat hasil akhir. Jikalau itu yang terjadi, biarlah aku
mencobanya sekali lagi. Hingga lelah. Hingga tergadai seluruh tenaga. Hingga
Tuhan bosan dan berkata, “Jadilah...”
Aku masih berusaha merupa semua
mimpimu mewujud nyata. Berkoper buku cerita, berlarik majalah, juga literatur
sejarah barangkali sebagian kecil dari usaha. Semoga terkejar sebelum tenggat
waktu darimu tercecar.
Tuhan,
ini aku, hamba-Mu, tengah menantikan anggukan dari-Mu. Bantu aku...