“Pacaran
itu putusnya bisa dua: jadi manten, atau jadi mantan...”
Layaknya
sepasang merpati, kamu dan dia hampir tak pernah terpisahkan. Ke mana pun
selalu berdua. Nempel kayak perangko.
Rekan kalian juga menyaksi hal yang sama. “Ini nih contoh pasangan yang hebat.
Tak pernah bertengkar, selalu akur-akur saja,” katanya.
Namun,
selang bergenap tahun lamanya menjalani, biduk hubungan yang seperti akan
berlangsung selamanya akhirnya pun kandas. Entah apa sebab pastinya, kalimat
‘putus’ berhasil meruakkan elegi di suka cita sepanjang hari.
Status
‘kita’ berubah menjadi ‘aku’ dan ‘kamu’, yang tak lagi berjalan beriringan
bersama. Kamu pun bersedih, dan itu pasti. Namun,
masih ada beberapa hal yang (mau-tak-mau) harus kamu alami ketika kamu baru saja
putus cinta. Apa saja? Silahkeun
dibaca.
1. Butuh Waktu untuk Terbiasa
Coba
bayangin, mereka yang pacarannya cuma beberapa bulan saja pasti punya semacam kegiatan
yang sengaja dilakuinnya bersama.
Misalkan, makan malam bersama waktu weekend,
nonton film berdua di bioskop saat ada premiere,
atau justru berangkat ke kampus bareng karena memang sekampus, atau bahkan
sekelas.
Nah,
setelah putus, momen-momen ‘berdua’ tadi akan berubah jadi momen-momen
‘sendiri’. Pas weekend datang,
biasanya keluar, sekarang guling-guling
gak jelas di kasur kosan sambil
berdoa agar hujan. Saat ada film baru rilis, biasanya langsung kontak untuk
cari tiket nonton, sekarang hanya cari bajakannya di situs 4shared. Atau, yang biasanya dulu kalau mau berangkat ngampus antusias banget karena ada yang dijemput, sekarang mah ya langsung aja meluncur
menuju kampus dengan jok belakang motor kosong melompong.
Uhh, sedih bingits ya?
Tak apa. Pada akhirnya, waktu akan mengajarkan kamu bagaimana segala sesuatu
akan membiasa, tanpa embel-embel
terus terluka.
2. Mengulang Penjelasan ke
Banyak Orang
Ini
salah satu hal paling annoying yang
akan kamu alami saat baru putus cinta. Apalagi kalau setiap ketemu teman, lalu
disambut dengan sapaan, “Lho, kok sendirian? Mbak-nya mana sekarang?”
Udah, cuekin
saja yang seperti itu, bikin makin
makan ati. Namun, ada juga yang dengan sopan bertanya ke kamu, “Jadi kalian
putus? Kok bisa? Putusnya gimana? Ayo cerita!” Dan... kamu pun (dengan
terpaksa) harus menceritakan segalanya ke dia. Dongeng darimu tadi, biasanya
akan ditutup dengan ekspresi darinya, “Wah, yang sabar aja ya. Puk-puk-puk.” Lumayan, seenggaknya ada
yang puk-puk-in.
Tak
berhenti di situ, temanmu itu tak hanya satu. Kadang yang bertanya ‘mengapa
putus’ tidak manusiawi jumlahnya. Belum lagi ditambah para kepo-ers, jadi makin banyak dah.
Ekstremnya, hampir seminggu jadwalmu, terpakai hanya untuk nyeritain kenapa kamu putus.
Saran,
biar efektif dan efisien, mending bikin tuh press
conference. Sewa itu aula kampus barang sehari, undang teman-temanmu, juga
teman-teman mantanmu, lalu kalian ceritain
ke mereka kenapa kalian putus. Dijamin deh,
gak bakal ada yang nanya-nanya lagi. Gimana, solutif kan? Monggo dicoba.
3. Jadi Malas Buka Medsos
Dulu
saat kamu dan dia masih bersama kayaknya rajin banget tuh nongol di timeline
twitter saban hari. Entah mention-mentionan
perihal topik penting, atau sekadar menyapa, "@princesscantik Halo, Bebs. Gy aps?" Uhh, norak maksimal emang dua orang yang lagi cinta-cintanya mah.
Sekarang...
beh, jadi males. Boro-boro mau nyapa, liat
dia ada di TL saja kamu sudah merasakan serba salah. Pengen nge-mention takut dikira tak bisa move on, eh dibiarin kok sayang juga.
Itu
tapi masih yang baik-baik putusnya. Kalau yang berantem sampai gebuk-gebukan, bisa-bisa seluruh akun
medsos mantan akan di-block. Facebook
di-unfriend. Twitter di-unfollow. LINE di-remove. Whatsapp di-delcont.
Hmm, apalagi yang kuliahnya sekelas, mungkin juga kamu bakal ke TU jurusan guna
mengurus PRS pindah kelas. Sampai
segitunya ya...
4. Hey Stranger!
Pacar
kamu yang unyu-unyu itu, yang kamu dulu pedekate-in berbulan-bulan, yang kamu
anter tiap hari pulang, dan yang paling kamu kenal, saat dia jadi mantan...
udah deh, tetiba berubah jadi ‘stranger’,
alias orang asing.
Padahal,
dulu sayang-sayangan sampai tidak
tidur. Padahal, dulu nge-chat sampai habis kuota. Padahal, dulu manggilnya
Papa-Mama. Eh, sekarang saat ketemu malah nanya, “Maaf, kamu siapa ya?”
Mungkin, ini efek penghayatan dari lagu ‘Lumpuhkan Ingatanku’ yang selalu kamu
putar di telinga. Aneh ya? Tapi,
begitulah kenyataannya.
5. Makna Sahabat Sejati
Kalau
kamu sudah muak dengan segala persoalan hidupmu, biasanya kamu akan kembali ke
para sahabatmu. Iya, sahabat, yang dulu saat kamu jadian sama dia, kamu jadikan mereka prioritas kedua, atau bahkan
dilupakan.
Namun,
kini harimu akan lebih banyak diisi dengan tertawa bersama mereka. Ya,
setidaknya kamu bisa melupakan sedikit demi sedikit kenangan dan kebiasaan
dengan dia dahulu. Well, you feel you’re
lucky having them.
6. Skenario Penyesalan
“Putus
cinta memang sedih. Lebih sedih lagi itu putus, tapi masih cinta.”
Ampun, Mang, kagak kuat!
Ini kalimat yang jleb dan frontal. Semacam transliterasi dari lagu
‘When I Was Your Man’-nya Bruno Mars.
Pengen banget sepertinya kamu kembali merajut kasih. (Baca: balikan). Namun,
apa daya, kamu gengsi karena kamu justru yang mutusin dia.
Kamu
pun merasa bodoh sebab menyia-nyiakannya kala dulu masih bersama. Dan, mungkin
juga kamu belum sempat meminta maaf di pertemuan terakhir kalian. But, everything is gonna be okay. Kamu
bisa mengubah penyesalanmu merupa pelajaran hidup mengenai hubungan. Ya, agar
tidak jatuh di lubang yang sama. Sejenak, kamu merasakan ada semangat hidup,
meski tak bisa bersamanya lagi.
7. Belahan Jiwa yang
Digariskan Tuhan Untukmu
Pada
akhirnya, untuk setiap pasangan yang akhirnya berpisah, akan ada satu kalimat
yang paling pas didengarkan sebagai nasihat: Terkadang, Tuhan sengaja mempertemukan kita dengan orang yang salah,
sebelum mempertemukan dengan orang yang benar, tak lain agar kita siap.
Semoga
putus cintamu menjadikan kamu lebih dewasa. Semoga putus cintamu mengubah
pandangan bahwa hubungan memang harus diperjuangkan. Dan, semoga putus cintamu
tak membuat kamu trauma untuk jatuh cinta.
Obat paling mujarab untuk mereka
yang patah hati adalah... dengan jatuh cinta lagi.
Well, semoga kamu cepat bertemu
dengan belahan jiwa yang digariskan oleh Tuhan, bukan dia yang mengecewakan.
Ini
tulisan untuk kamu yang baru, sedang, atau akan putus cinta. Dua frasa: semangat ya!
Terima kasih, salam.
(IPM)
Bandung, November 2014
__
Apabila
ada masukan, atau minta pendapat mengenai tulisanmu, sila hubungi penulis di
akun twitter: @idhampm atau e-mail: idham.mahatma@gmail.com