Hari
ini kampus sudah masuk lagi, liburan berakhir. Menyenangkan, memulai rutinitas
dari istirahat sebulan. Pengen
diperpanjang tanggal merahnya? Bisa saja, siapa yang melarang. Tapi, hidup
selalu punya tenggat waktu. Santai-santai
sekarang dan kerja keras nanti, atau sebaliknya? Tinggal pilih!
Ah, paling-paling hari pertama mah enggak ada kuliah. Nanti nih ya kita disuruh ke depan kelas satu per satu untuk cerita ke mana saja liburan kemarin dihabiskan. Hmm, memangnya kamu ini kelas berapa? Kelas 1 SD apa? Hehe.
Well, apa yang bakal dibahas hari
ini?
Tat-tarat-tarat, topiknya yakni: PHP.
Tema tersebut di-request oleh salah
seorang perempuan di laman FB penulis. Sudah cukup lama, tapi akhirnya
terlunasi juga.
Entah
dari mana asalnya istilah ini, aku kurang tahu. Saat googling pun yang keluar justru definisi mengenai salah satu bahasa
pemrograman. Tapi, ‘anak kekinian’ pasti ngerti apa singkatan di baliknya. Yap,
kamu benar: Pemberi Harapan Palsu.
Aku
menganggap PHP itu kakak-adikan sama PHK.
Apa itu PHK, Kaka?
*dengan nada SPG yang lagi nawarin food taster.
Hmm,
PHK itu akronim dari Pemberi Harapan
Kosong. Ya, mirip-mirip lah. Kamu mau pakai istilah PHP atau PHK jatuhnya
ya sama saja. Itung-itung nambah vocab
gaul.
PHP
identik dengan 2 subjek: pelaku dan korban.
Pelaku PHP:
(noun)
mereka yang melakukan PHP kepada orang lain dengan motif tertentu.
Korban PHP:
(noun)
mereka yang menjadi mangsa para pelaku PHP; biasanya berakhir nyesek, sedih,
atau bahkan trauma untuk jatuh cinta lagi.
Definisi
barusan bikinan sendiri lho ya, enggak ada kata istilah seperti itu di KBBI
mah. Jadi, jangan dianggap serius.
Sebenarnya,
enggak ada statistik khusus gender mana yang paling banyak terkena PHP atau
PHK. Ya mana ada orang kurang kerjaan di
dunia ini yang dengan militannya bikin survei mengenai hal tersebut. Hehe.
Tapi
kata temenku, sebut saja Bunga, bilang, “Ya perempuan lah, Dham, gimana sih
kamu...”
Mungki
si Bunga ini bener-bener kesel habis di-PHP-in, jadi amarahnya dilampiaskan
melalui cara ini.
Pertanyaannya,
“Apa banyak perempuan lain seperti Bunga, yang jadi korban PHP lelaki?”
Aku
rasa, kamu harus mengenal temenku. Namanya Budi, disamarkan. Sok-sokan nyontoh acara investigasi di TV.
Dia
ini sering banget di-PHP-in perempuan. Kayaknya tiap ketemu aku, dia selalu
cerita, “Dham, aku lagi deket sama si Mona. Doain bisa jadi ya!” Dan, belum
juga seminggu, waktu ketemu Budi, eh, dia nyerocos, “Sial men, Mona PHP, Dham.
Dia balikan sama mantannya. Padahal udah deket lho sama aku.”
Ada
lho kasus yang seperti ini. Jadi, kedudukan siapa yang paling sering di-PHP-in
belum ada jawabnya. Masih misterius, cem
ol.akademik seminggu sebelum masa PRS. Hehe.
Mengapa bisa ada kejadian PHP?
Paling
bener ya karena ada orang yang terlalu ngarep.
Terlalu GR. Terlalu yakin. Terlalu optimis tweet
dia itu semata untuk kamu. Terlalu percaya diri bahwa emot peluk itu artinya dia menyukaimu. Terlalu tergesa menilai kalau
kata ‘iya’ waktu kamu ajak makan malem berdua artinya gayung bersambut. Dan
juga terlalu-terlalu-terlalu yang lain.
Apa yang ‘terlalu’ biasanya
berujung tidak baik.
Yak,
skakmat. Terlalu ngarep bahwa dia akan jadi denganmu membuatmu merupa korban
PHP saat kenyataan tidak seindah harapan.
Lalu,
kamu pun mengutuk pelaku PHP, “Awas aja ya kalau dia balik lagi!”
Lha,
yang terlalu ngarep itu lho kamu, lalu dia itu ternyata baik ke semua orang, terlepas
perempuan atau lelaki, seperti matahari. Nah, saat dia baikin kamu, eh kamunya menafsirkan
lebih: dia pasti suka aku. Padahal,
hanya kamu yang suka, dia mah enggak.
Terus gimana?
Ya jadi korban PHP dah.
Kalau
kamu lagi nge-chat sama temenmu dan
ngetik: wkwkwk atau hahaha. Apa artinya kamu barusan ketawa
terbahak-bahak? Ah, biasanya juga enggak. Ekspresi itu terkadang hanya sebuah
kepalsuan saja.
Sama
halnya saat dia nulis gini ‘aku tertarik sama kamu’, ya bukan berarti dia
bener-bener suka, apalagi sayang, terlebih cinta. Tertarik, itu karena kamu
menarik.
Terkadang, tahap ‘tertarik’ tidak
serta merta berlanjut ke level ‘sayang’ ataupun ‘cinta’. Namun, ia hanya
berhenti di sana.
Kalau
kata notulen, terdapat 3 tipe pelaku PHP. Apa saja? Yak, check this out!
1.
Manipulatif
PHP-ers
tipe ini amat berbahaya. Kenapa? Sebab mereka akan membujuk korbannya agar
melakukan suatu benefit untuk dirinya. Misal, minta dibelanjakan ini-itu,
diporotin isi dompetnya hingga tinggal KTP dan SIM, dirayu agar dibelikan rumah
atas namanya, dan... saat semua udah didapet, eh dia pergi seperti angin.
Habis
gitu, ya udah, kamu pasti showeran sambil nyetel lagunya Slank yang judulnya
balikin.
2.
Oportunis
Yang kedua kadar bahayanya lebih ringan. Label kuning, bukan lagi merah. Tipe ini akan mikir kalau calon korbannya mau sama dia. Jadi, ya kenapa enggak? Dia sama sekali enggak menganggap ngelakuin PHP itu salah, toh korbannya juga mau. Tapi mereka tidak merugikan materi atau hal lain bagi kamu, cukup perasaanmu saja.
3.
Diplomasi
Ini nih yang lumayan banyak. Tipe ini tidak tegas sikapnya. Mereka itu tidak betul-betul cinta sama kamu, hanya suka. Namun, mereka takut apabila kamu terluka, jadilah mereka tetep deket sama kamu. Alasannya sih, “Aku takut kalau aku pergi, dia jadi sakit.”
Hey, woy, apa dengan kamu tinggal
di situ, enggak enak mengakhiri, lantas kamu akan selamanya baginya? Kalau
suatu saat kamu pergi juga, kenapa enggak dari awal saja. Hmm, ini PHP yang
menguras ‘sumur perasaan’ nih. Sedap!
“Capek
ah, Dham, bacanya. Habis panjang. Mana solusinya?”
Simple sih solusinya.
Jangan pakai kata ‘terlalu’ untuk hal yang melibatkan perasaan. Jangan pernah!
Kecuali, untuk dia yang menjadi ‘soulmate’-mu, pasangan hidupmu, itu baru tidak apa.
“Itu
doang, Dham?”
Iya.
Oh ya, satu lagi, untuk kamu para pelaku PHP, jangan beri harapan kalau memang
tidak benar-benar suka. Apalagi kepada perempuan, jangan. Sebab, bukan hanya
korban PHP-mu yang merana, harga dirimu pun juga akan sirna.
Dan,
lagi-lagi semua bahasan ini merujuk pada satu kalimat pamungkas: cinta itu tidak butuh alasan, tapi cinta
butuh balasan.
Okay,
sebelum diakhiri, inilah persembahan dariku untuk kamu yang lagi baca. Satu single dari
Duta dkk, Lapang Dada. Sampai jumpa!
___
Mungkin
itu yang bisa kutulis untuk topik PHP. Seperti biasa, segala hal dalam tulisan
ini terinspirasi dari banyak sumber, video YouTube, tweet motivator, page
FaceBook orang bijak, website galau, hingga pengalaman penulis itu sendiri.
Mohon
maaf apabila ada salah, harap maklum, cuma manusia. Silakan berkomentar apabila
ada masukan, sanggahan, saran, atau juga harapan.
Terima
kasih. Salam hangat.
(IPM)
*)
Ini ya yang kamu minta. Hmm, mohon maaf lama, semoga berkenan dibaca!
Bandung, Januari 2015