Pernah nonton A Moment to
Remember?
“Hmm,
film Asia yang jadi box office di
zamannya? Yang ceritanya tentang seorang istri pengidap Alzheimer lalu lupa kepada suaminya?”
Bingo!
“Giliranku.
Kamu pasti enggak tahu romcom 50
First Dates?”
Ah, tentang hilang ingatan. Meski
belum nonton, sekilas aku tahu. Hampir sama kan plotnya seperti film yang
kusebut tadi?
“Plot?”
Iya, alur cerita untuk menggambarkan
awal pertemuan hingga ending. Ada beberapa check point: klimaks 1, klimaks 2,
serta yang lain. Asalkan tidak anti-klimaks saja akhirnya.
“Ah,
kamu teoritis banget. Tak perlu dijelaskan sedetil itu.”
Yap, rasanya sia-sia. Kamu pasti
enggak akan ingat apa uraianku soal ‘plot’ tadi. Kamu kan suka lupa.
“Enak
saja, aku tak sepelupa itu! Kamu saja yang daya ingatnya seperti gajah.”
Buktinya?
“Aku
ingat beberapa hal, mungkin juga banyak. Sesuatu yang penting buat diingat.”
Apa saja?
“Aku
hapal password akun ATM dan e-mail pribadiku, expired date di SIM C-ku sehingga kapan waktu yang tepat untuk
memperpanjangnya, dan hmm... juga tanggal lahirmu.”
Kalau Perang Dunia II terjadi?
“Tuh,
kan, mulai nyebelin.”
Nah, katanya enggak pelupa.
“Ya
bukan ngapalin sejarah juga. Pokoknya aku ingat apa-apa yang penting.”
Boleh aku minta sesuatu? Ini
serius.
“Apa?”
Kalau nanti, atau suatu saat di
masa depan aku hilang ingatan, entah karena apa sebabnya, tolong beritahu bahwa
aku pernah menjadikanmu ‘the one’ yang terpenting dalam hidup, di atas yang
lain.
Dia
terdiam, untuk kemudian tersenyum tipis. Tak perlu dia menjelaskan, aku tahu
benar apa makna di balik senyumnya.
(IPM)
Bandung, Januari 2015
#Ilustrasi
diunduh dari sini