Okay, sudah cukup lama penulis enggak nulis artikel.
Gatal juga tangan ini minta ngetik-ngetik sesuatu di luar tugas dan proyekan.
Dan, hari ini akhirnya terealisasi. Hmm,
penulis akan bahas nih mengenai tema ‘Sahabat
Lawan Jenis’.
Maksudnya? Iya, sahabatan yang beda gender. Perempuan yang punya sohib seorang lelaki, atau sebaliknya.
Hehe, sama saja. Oh ya, artikel ini
di-request secara spesial oleh gadis berkaca
mata silinder, suka pakai jam tangan di sebelah kanan, dan maniac makan sayuran kangkung. Siapa
dia? Rahasia.
Yap, tanpa
berlama-lama mari yuk dimulai bahasannya.
Prolog dulu
ya.
Sebenernya,
ada enggak sih persahabatan antara lelaki dan perempuan? Hmm, jawabannya ada, meskipun tidak banyak. Barangkali
malah cuma sedikit.
Ada yang beranggapan kalau persahabatan antara
perempuan dan lelaki itu hanya omong kosong. Kenapa gitu? Karena, pasti nih ya, salah satunya akan jadi suka,
jatuh cinta, lalu ngarep pengen jadi kekasihnya. Atau, kalau lebih tragis ya mau-tak-mau
berujung di status friendzone.
Apa semuanya
seperti itu? Tentu enggak. Selalu
ada pengecualian. Ada juga kok yang sukses melewati cercaan, rintangan, dan
halangan tersebut. Hehe, lebay. Dan,
pada akhirnya mereka, lelaki dan perempuan itu, bisa jadi sahabat yang
langgeng, dari remaja, berlanjut ke masa dewasa.
Karena
postingan ini ditujukan untuk perempuan, maka yang lelaki minggir dulu ya,
jangan dibaca sampai beres. Hehe.
Kasih pertanyaan: Hmm, mengapa kalian, para perempuan, harus punya sahabat lelaki? Apa
gitu asiknya?
Well, mari dirunut satu per satu. Check this one out!
1. No Drama
Beda banget lho ya antara hubungan perkekasihan
atau pacaran, persahabatan sesama perempuan, dengan hubungan sohib lawan jenis.
Yang terakhir ini kalau boleh dibilang mah no
drama. Enggak ada tuh momen ngambek-ngambekan karena masalah sepele, misal:
telat ngejemput, bingung milih tempat makan, atau sekadar salah ngertiin.
Bahkan, saat persahabatan lawan jenis ini
berselisih, ya ujung-ujungnya mah cepat balik baikan lagi. Lelaki itu lebih
mudah ngakuin kalau dia salah, terus minta maaf. Jarang kayaknya yang sampai
berlarut-larut dan timbul rasa enggak enakan. Hmm, kalau sahabatan sesama perempuan kan kalau berantem bisa saja
berakhir dengan no relationship lagi,
alias, “Loe siapa? Enggak kenal tuh! Talk
to my hand!”
2. Enggak
Jaim Saat Bercanda
Momen bercanda itu harusnya menjadikan kamu merasa
bebas selepas-lepasnya. Kamu bebas berekspresi di depan dia, segila-gilanya.
Enggak jaim, alias jaga image. Kamu
enggak perlu takut dia tersinggung atas leluconmu yang kadang cenderung
nyindir. Selow saja.
Misalnya, sahabat lelakimu itu lagi jomblo
sekarang. Baru putus. Nah, bahan becandaanmu ya gitu, nge-bully status single-nya.
“Mblo, Mblo, malem minggu pasti doanya satu: minta dikasih hujan deres ya, biar
selimutan di kamar dan enggak nyinyir ngeliat orang lain pacaran.” Padahal,
kamu sendiri juga lagi ‘sendiri’ sekarang. Ah, senjata makan tuan.
3. Dia bisa
ngelindungin kamu
Kalau kamu punya sohib laki, dijamin deh
hari-harimu bakalan aman, nyaman, dan tenteram. Bagaimana enggak, orang dia, si
sahabat lakimu itu bersedia dengan senang hati ‘pasang badan’ kalau terjadi
apa-apa sama kamu.
Saat ada jerk yang ngedeketin kamu nih, dia bakalan bilang, “She is my best friend. If you break her heart, I’ll break your face.” Mamam, enggak ada tuh yang akan berani macem-macem sama kamu. Atau, dia akan beradapan sama sohib lakimu itu.
Kasus lain, saat sohib lakimu itu tetiba rajin
olahraga, dan badannya jadi gede nun bidang sekarang, kamu pun akan nanya,
“Tumben banget kamu rajin fitness?”
Jawaban dia mah ya sekenanya saja, santai, “Iyalah, biar bisa jagain situ.” Thus, he will protect you.
4. Pendapatnya
paling jujur
Dia enggak bakalan modus dan berkata sok bijak
saat kamu butuh saran atau masukan. Dia itu, si sahabat lakimu, akan berkata straight forward dan jujur menilaimu.
Kalau kamu ‘salah’, ya dia bakalan ngomong ‘salah’, lalu ngarahin kamu untuk
memperbaiki.
Nah, bila dia ingin muji, ya dia enggak bakal
sungkan memujimu. Hmm, perlu diingat,
pujiannya itu tidak selalu untuk ngebuat kamu seneng, melainkan dia tahu bahwa
kamu pantas mendapat pujian itu. “Kamu cantik pakai setelan baju itu.” Yap, itu
artinya kamu memang cantik saat mengenakan pakaian itu. Dia jujur, terlebih
objektif.
5. Dapetin
perspektif baru
Lelaki itu dari Mars, sedangkan perempuan dari
Venus. Cara mikir kalian pun berbeda, ada yang mengedepankan rasa, ada pula
yang dominan memakai logika. Nah, dengan bersahabat bareng seorang lelaki,
sudah barang tentu kamu bakal nemuin penilaian dari angle yang lain.
Saat kamu tetiba butuh saran untuk menyelesaikan
sesuatu, terkadang pendapatnya dia sungguh berada di out of the box-mu. Bingo!
Isi otak lelaki kan berbeda, cenderung logis. Jadi, sebagai penyeimbangmu, dia
akan ngeluarin perspektifnya dia, yang pasti berbeda dengan pandanganmu. Intinya,
meski kadang kontras, tapi dia selalu bertujuan satu: ngebantuin kamu.
6. Mulutnya
rapat
Aduh, aku tadi
ceritain rahasiaku nih. Wah, bakalan bocor nih ntar. Aduhhh..
Momen di atas enggak bakalan terjadi kalau kamu
sohiban sama lelaki. Dia mah bodoh amat sama rahasiamu. Habis kamu cerita, dia
paling-paling ya hanya sekian persen untuk inget.
Kalau
ngebocorin? Atau bermuka dua, baik ke kamu, lalu nyeritain segala keburukanmu
ke orang lain? Ah, mostly, enggak mungkin juga ada yang
seperti ini. Lelaki itu dididik sportif dan fair
dari kecil. Dari main sepak bola, kalau kalah ya kalah. Dari main bentengan,
kalau kena’ ya harus ngaku kena’.
Kalau gossip? Beh, mending pasang earphone mah kata lelaki daripada dengerin kabar burung yang enggak
jelas. Maka dari itu, enggak perlu ragu buat kamu untuk nyeritain segalanya ke
dia. Mulutnya itu kayak gembok yang hilang kuncinya, tertutup rapat.
7. Menerimamu
apa adanya
Ya, sudah rahasia umum kalau kamu harus tampil
sempurna di depan kekasihmu. Baju dipilih yang paling menawan, riasan, tutur
kata, sampai arah pembicaraan pun ditata. Namun, saat dengan sohib lelakimu,
tak perlu kamu show off berlebih
ketika bersamanya.
Dia enggak bakalan ilfeel saat kamu ternyata begini atau begitu. Apakah kamu pinter,
cantik, murah senyum, loyal, compong, atau pun apa, sepertinya itu prioritas
kesekian baginya. Di pikirannya ya satu: dia nyaman dan nyambung sama kamu. Mungkin
secara enggak sadar, selama ini dialah, sohib lakimu itu, yang paling nerima
kamu apa adanya.
____
Baiklah, itu tadi beberapa alasan kenapa kamu para
perempuan wajib banget punya sahabat lelaki. Hmm, tentu sohib laki yang tulus
ya, bukan yang modus.
Lho? Gimana
cara ngebedainnya, Dham?
Ya gampang saja, lihat berapa lama dia tetap
seperti itu kepadamu. Kalau sebulan atau dua bulan awal terlihat ‘baik’, lalu
berubah, ya itu namanya modus. Tapi kalau sudah bertahun-tahun tetep saja gitu ‘baik’-nya,
itu konklusinya dia tulus.
Hmm, wahai kaum perempuan yang sudah punya sohib
laki, berbahagialah. Nah, bagi yang belum, ya sok bikin googledocs lalu sebar link-nya
buat oprec. Siapa tahu nemu satu
gitu. Hehe.
Penulis sendiri jujur punya seorang sahabat perempuan.
Kenal empat tahun lalu, dan hingga sekarang masih sahabatan. Masih sama ‘gila’-nya.
Parah, semacam cermin kalau sama dia.
Bayangin saja, selera bukunya sama, kesukaannya
sama, bahkan beberapa waktu lalu kami sempat tes kepribadian, dan you know what, dari 1:64 kemungkinannya
buat dapet hasil sama, kami mencatatkan result
serupa. Enggak paham lagi. Pernah penulis ngira kalau persahabatan ini bakal
berakhir dengan ‘aneh-aneh’, tapi nyatanya enggak tuh. Semakin baik, semakin
kompak. Waktu itu jawaban, ketika kamu
ragu mengakhirkan.
Okay, sudah cukup untuk postingan hari ini mengenai ‘Sahabatan Lelaki Perempuan’. Doakan
saja semoga besok bisa menulis lagi.
Oh ya, artikel ini bukan urang sorangan yang bikin, melainkan gabungan dari berbagai sumber,
dari laman blog kekinian Hipwee, Elitedaily, Meme Comics, buku bacaan pribadi,
teks lirik lagu, sampai pemikiran pribadi penulis.
Terima kasih karena sudah baca. Kalau ada masukan
dan saran, ya monggo ditulis saja di kolom komentar. Salam hangat! Semoga
bermanfaat!
(IPM)
*) Sob, I’m still a man of my words ya. Lunas! Huh,
nambahin PR aja! Hehe :D
Bandung,
Februari 2015