Hari
ini penulis mau nge-posting mengenai
jodoh. Hmm, kenapa? Ya, simple, sebab banyak obrolan soal jodoh
yang mengembang di usia tanggung, 20-an.
Di
kelas sebelum dosen dateng, ngomonginnya tentang jodoh. Di sekre sebelum rapat, ngomongin
jodoh. Di laboratorium lagi titrasi atau ngesintesis, ngomongin jodoh.
Sampai-sampai, bimbingan tugas akhir pun ngomongin jodoh.
Hoho,
tapi tenang, kali ini bahasannya enggak
akan seserius itu, sebisa mungkin pula akan dikemas dengan frasa-frasa kekinian. Biar gahul!
Tulisan
ini buat kamu, yang gamang, bimbang, galau, mengenai siapa the one yang akan mengisi sisa hidupmu ke depan. Weits, sedap diksinya!
Penasaran? Yuk mari disimak!
Ceritanya
nih kamu jatuh cinta pada seseorang. Dia itu tipe kamu banget. Buat kamu yang
lelaki, perempuan ini mah sempurna pisan di matamu. Perilakunya baik, bacaannya
berbobot, cantik, dan murah senyum. Istri-able
dah pokoknya.
Nah,
buat kamu yang perempuan, lelaki yang kamu jatuh cintai ini ya begitu, pinter
otaknya, ramah, gerak-geriknya selayaknya gentleman,
dan dia loyal serta royal. Wah, udah, suami-able bingits lah.
Beruntungnya
kamu, dia itu juga menyimpan rasa yang sama. Singkat cerita, kalian jadian,
tunangan, atau apa pun sebutannya untuk mengikat satu sama lain sebelum
melangkah lebih jauh ke ihwal pernikahan.
Dari
sini, ada satu pertanyaan yang muncul: Apa
benar dia untukmu? Lebih lanjut, apa benar dia adalah jodohmu?
Gimana saudara-saudara, bisa
jawab enggak dua pertanyaan di atas? Hmm, penulis sendiri
juga enggak sanggup ngejawabnya.
Hanya Tuhan, dan waktu, yang
mampu menjawab itu.
Sayang
memang, jodoh itu enggak punya nomor kontak. Kalau punya mah, bisa
telpon-telponan kayak di atas. Hehe,
intermezzo.
Nah,
kabar baiknya, semua hal yang belum kamu tahu biasanya meninggalkan tanda-tanda
yang harus dicermati.
Misalnya,
kamu ditanya oleh temanmu, “Bro, hari ini hujan enggak ya kira-kira?” Jawabnya
ya, “Enggak tahu.” Namun, kamu perhatikan sebentar langit di atas kepalamu, ternyata
mendung, cukup tebal pula awannya. Thus,
bisa jadi nanti akan turun hujan. Begitu, itulah yang disebut tanda-tanda.
Jodoh
pun begitu halnya, mirip dengan analogi di atas. Lalu, apa tandanya kalau dia memang jodohmu?
Wanita yang baik, menjadikanmu lelaki
yang lebih baik. Begitu pula lelaki yang baik, menjadikanmu wanita yang lebih
baik.
Itu
tandanya. Hmm, kalau dalam hubungan
percintaan ini, ngejadiin kamu tidak sebaik dulu, ya sebaiknya kamu harus
berhati-hati. Maksudnya? Bentar,
dikasih contoh.
Misalnya,
setelah ngejalin cinta dengan si dia, eh ibadahmu jadi turun, penghormatan
kepada orang lain malah terjun bebas, sering tipu-tipu orang tua sendiri buat
dapat uang ekstra, serta melakukan hal-hal yang dilarang oleh norma sosial dan
agama, it means that he/she is not good
for you.
Sebaliknya,
kalau karena dia terus kamu jadi peduli terhadap penampilan, kebersihan,
olahraga biar badan sehat wal’afiat, inget orang tua, patuh kepada agama, serta
menabung dan berpikir jauh ke masa depan, ya udah, enggak perlu ragu lagi,
berarti dia baik untuk kamu.
.
.
Sesederhana itukah?
Jawabnya mungkin.
Sebab,
cinta itu terkadang kompleks. Mungkin saja nih dia itu orang yang tepat buat
kamu, tapi kamu yang mencintainya dengan cara yang salah, ya pada akhirnya bisa
jadi kalian akan berpisah.
Ungkapan
bahwa ‘cinta itu enggak pernah salah’ mah benar. Yang salah mah ya manusianya. Memilih orang yang salah untuk dijatuh
cintai, atau, mencintai orang yang tepat dengan cara yang salah.
Dengan kata lain, pertanyaan
apakah dia untuk kamu atau bukan, sangatlah bergantung pada kamu sendiri.
Berandai-andai,
kalau nih ya ada seseorang yang diajukan oleh Tuhan kepadamu, yang dia ini
tidak baik, ya mungkin saja itu ujian. Ada kan beberapa orang di luar sana yang
saat patah hati atau putus galaunya aduh setengah mati. Seakan-akan besok
langit enggak sebiru hari ini.
Padahal, tidak semua cinta yang
dihidangkan oleh Tuhan itu yang terbaik, karena sebagian lagi adalah ujian.
Bukankah Tuhan menjadikan
sebagian darimu sebagai ujian untukmu?
Terus, gimana caranya tahu bahwa
itu adalah cinta yang salah atau suatu bentuk ujian?
Hmm, berprasangka baik dulu, perlakukan dia sebaik mungkin. Kalau sesudah itu
semua eh tetap tidak baik, artinya dia yang tidak baik, maknanya dia orang yang
salah, jadi mungkin ini ujian untukmu.
Karena, sebaik-baiknya cinta kalau
tidak kamu perlakukan dengan baik, ya pasti jadi bermasalah.
Cinta itu mengharuskan pertumbuhan antar dua pihak.
Enggak
mungkin nih yang perempuan hebat, dulunya ketua osis, terus aktif di kampus
saat kuliah, kerjanya bener, lalu bersanding dengan lelaki yang doyannya
gratisan, pelit, dan belum jadi apa-apa, begitu pula sebaliknya.
Nah,
bersebab mengharuskan pertumbuhan antar keduanya, jadi ya ‘harus bin wajib’
selalu ada yang namanya masalah. Masalah itu memang ditemukan karena kita semua
setuju perubahan itu baik, tapi tidak semua orang mau berubah.
Di
pernikahan juga gitu, setuju bahwa berdua mendewasa itu baik, tetapi tidak
setiap orang dalam pasangan tersebut bersedia untuk mengubah kebiasaan
buruknya.
Udahlah, Dham, jangan ngomongin
nikah. Kekasih aja belum nemu nih.
Ya
woles, sembari mencari, ya sembari memantaskan diri. Toh, saat Tuhan tetiba
mempertemukan kamu dengan seseorang yang baik, dan kamunya sudah siap, artinya
kalau lelaki mah udah mapan, udah punya kerjaan tetap, udah bener agamanya, ya
beres, tinggal menjalin hubungan, lalu berkunjung ke rumahnya untuk meminang.
Sesederhana itu.
.
.
Lain
ceritanya kalau kamu belum siap, bisa-bisa repot sendiri, dan akhirnya gigit
jari saat dia bersanding dengan orang lain, bukan dengan dirimu sendiri. Lalu,
kamu pun menghibur diri, “Ya, mungkin dia bukan jodohku.”
Sebelum
ditutup, aku mau minjem kata-kata dari Salim A. Fillah. Bunyinya gini: Ketidaktahuan itu indah. Ia membuat kamu
berdoa yang terbaik, berniat terbaik, berupaya terbaik, bertawakkal terbaik,
dan bersyukur serta bersabar secara terbaik.
Benar
banget, karena kamu tidak tahu siapa yang nantinya untukmu, maka kamu akan
mengupayakan yang terbaik.
As a final point,
akan lebih bijak, jikalau kamu tengah mencintai seseorang, kejarlah sang pemilik hatinya, Tuhan.
Dia-lah yang maha membolak-balikkan hati. Semoga pula yang mencintai dan yang akan
bersanding denganmu nantinya, adalah dia yang juga berdoa kepada Tuhan dengan pinta yang
sama. So sweet!
Tak
ada yang lebih indah selain dua orang yang bertemu karena saling menemukan dan
sama-sama berhenti karena telah selesai mencari.
Karena orang yang tepat,
terkadang tidak dipertemukan oleh Tuhan dengan cepat.
Yap,
itu tadi uraian mengenai tanda dia adalah jodohmu beserta penjelasannya. Oh ya,
tulisan di atas tidak semata dari pemikiran penulis, melainkan dari berbagai
sumber seperti: video MTGW, tumblr orang bijak, meme comics di portal internet, klip tembang favorit, hingga buku
koleksi pribadi di samping tempat tidur.
Apabila
ada kesalahan dan ketidakcocokan penyampaian, ya mohon dimaafkan. Atau, kalau
mau diskusi, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar. Yang benar mah dari Tuhan, yang salah ya dari manusia.
Akhir
kata, salam berkarya!
(IPM)
Bandung, Maret 2015