Ada sebuah siklus dalam tahap perkenalan. Awalnya
ramah, memasang muka paling manis di depan dia, berlanjut ke media sosialnya,
entah sekadar saling like status atau
retweet, sampai ke obrolan tanpa
topik.
Iya, hampir setiap hari kamu dan dia seperti itu.
Bangun pagi dimulai dengan ritual menyapa, “Halo, selamat pagi. Sudah bangun?
Hmm, semoga harimu cerah,” lalu saling melempar chatting, membahas banyak hal mulai dari menu sarapan, mata kuliah
hari ini, hingga jam berapa dia pulang ke rumah.
Semuanya tanpa alpha
atau terlewat. Kalau lagi malam minggu, tentu kamu dan dia tidak akan berlama
menatap layar ponsel, sebab bertemu langsung jauh lebih menyenangkan dibanding
hanya membayangkan. Dan, di akhir malam, kamu pun berpisah sembari menyelipkan
kalimat, “Makasih ya buat hari ini. Sweet
dreams.”
Monoton saja seperti itu. Bahkan, sudah mirip
disebut rutinitas. Lama-lama, bahasan kamu dan dia akan perlahan kehilangan
arah. Momen tak ada topik, bingung mau bicara apa, sampai diam beberapa lama
sembari berpikir keras ingin bertanya apa lagi mulai terjadi.
Yang awalnya sering memasang sticker atau emoticon
‘senyum’, ‘peluk’, ‘tertawa lepas’, tetiba saja menjadi datar, garing, dan
tanpa gairah. Seakan-akan, balasan dari dia yang dulu amat kamu tunggu, sekarang
menjadi biasa saja.
Dan... kamu pun mulai bosan.
Tentu, hal ini tak akan pernah terjadi bila kamu
dan dia sepemikiran, sesudut pandang, serasi, dan sehati. Aku pernah berjumpa
dengan pasangan suami-istri yang sudah lama menikah, dan di depanku mereka tengah
bercanda. Sungguh, itu bahan bercandaan
yang mungkin hanya mereka berdua dan Tuhan yang tahu maksudnya. Akan tetapi,
mereka tertawa terbahak.
Di akhir perjumpaan, dengan polos aku bertanya,
“Bagaimana bisa kalian tidak merasa bosan dengan satu sama lain?” Jawab sang
lelaki mengejutkan, “Bagaimana bisa aku bosan, sementara dia adalah cerminan
diriku sendiri. Itu yang disebut soulmate,
belahan jiwa.”
Aku diam sejenak, dalam hati pelan saja aku
berbisik, “Kamukah orangnya?”
(IPM)
Bandung, April
2015
#Ilustrasi diunduh dari sini