Apapun mimpimu, percayailah.
Kamu
pernah bermimpi, sewaktu di bangku putih abu-abu dahulu, tentang rasanya berkuliah
di salah satu institut teknik terbaik di negerimu. Kamu percayai mimpi itu.
Siang malam kamu berusaha, tentu sembari berdoa kepada Sang Pemilik Masa. Hasil
berbicara, kamu meraihnya, dengan kedua kakimu sendiri.
Kamu
pernah bermimpi, bagaimana bangganya orang tuamu ketika menyaksikan putranya
nanti diwisuda dari kampus impian dengan predikat ‘spesial’. Lagi, kamu
membangun satu persatu anak tangga menuju ke sana. Sekian peluh sudah menjadi
ganjarannya. Ada kata ‘capai’ atau lelah dalam kata ‘pencapaian’. Maka, harus
lelah dahulu, sebelum senyum merekah dari bibirmu. Akhirnya, kamu mendapat
kesempatan itu, semoga mereka berbahagia.
Kamu
pernah bermimpi, tentang jalan yang ditempuh untuk bisa mendapat pekerjaan,
jauh sebelum kamu dinyatakan lulus kuliah. Berbagai cara kamu tempuh. Berbagai informasi
kamu sortir perlahan. Nyatanya, yang diusahakan sungguh-sungguh, hasilnya pun
takkan pernah berbohong. Singkat cerita, kamu memperolehnya. Bekerja, di perusahaan
pengolahan minyak di barat Pulau Jawa.
Kamu
pernah bermimpi, duduk manis di depan layar komputer, memikirkan konsep dan
desain, sembari sesekali meninjau ke lapangan guna melakukan pengecekan, ialah
karir yang ‘menggairahkan’. Kemeja rapih dimasukkan ke celana bahan, sepatu
kulit dan sabuk, serta helm proyek putih, adalah bayangan pekerjaan idealmu
dalam angan-angan. Tak disangka, satu demi satu terealisasikan.
Kamu
tidak perlu berpikir bagaimana Tuhan mengatur semesta sebagaimana mestinya.
Kamu juga tidak perlu berpikir apakah mimpi-mimpi yang kamu buat terlalu tinggi
dan takkan tercapai. Tak perlu.
Yang
harus kamu lakukan ialah satu: bermimpilah
dan bangun.
Banyak
orang melanjutkan mimpi indahnya dengan jalan memperpanjang waktu tidurnya.
Kamu berbeda. Kamu bermimpi, lantas kamu bangun dan berusaha meraih.
Apapun mimpimu, percayailah... mungkin
saja, itu jalan agar kau lebih dekat dengan-Nya.
(IPM)
Bandung, Oktober 2015
#Ilustrasi
diunduh dari sini