Empat
tahun lalu, kamu memutuskan untuk keluar rumah. Tak kembali apabila belum
menaklukkan dunia. Kata Ibumu, anak lelaki seharusnya tidak boleh jago kandang.
Menjawab tantangan itu, kamu berpindah.
Beratus
kilometer terpisah dari rumah, kamu menegakkan kaki. Sendiri. Belajar mandiri,
belajar pula bagaimana mengenal diri sendiri. Nyatanya, dirimulah yang wajib
kamu akrabi kali pertama, untuk kemudian mempelajari orang lain.
Ketika
kebahagiaanmu bergantung pada orang lain, entah sesiapa, itulah tanda bahwa
sebenarnya kamu berada dalam masalah. Banyak contoh tentang fenomena ini,
semisal, kamu tengah berada di keramaian, bersama rekan-rekan, tetapi hatimu
kosong. Tak bahagia. Maka, apalah arti
bahagia?
Teman
akrabmu, sering bercerita bahwa hidupnya ialah berada di tangan orang lain.
Kekasihnya. Dia begitu menyayangi, sampai-sampai, ketika sang kekasih tidak
lagi memilihnya, dia jatuh sakit. Bergenap dokter dan paramedis didatangi,
semua berkata sama, “Anda tidak apa-apa.” Oh, ini yang disebut penyakit psikis.
Ragamu boleh kuat, setegar karang, tapi hati, boleh jadi serapuh kapas.
Tenang,
tak perlu malu bila kamu pernah berada di masa-masa itu. Salah satu masa
terberat dalam hidupmu, yang nantinya akan kamu kenang sembari berbisik pelan,
“Ah, aku dulu bodoh banget ya, sebegitunya sama dia.”
Pengalaman
itu guru yang kejam, menguji dahulu, baru kemudian memberikan pelajaran.
Tugasmu pun satu, hanya mencoba, dengan sebaik mungkin tentunya.
Kini,
hidupmu baru. Kamu lebih sering tersenyum, dengan orang baru, lingkungan baru,
tempat baru, dan dengan lembaran baru. Kamu sudah berpindah, dari satu
perhentian ke pencarian yang lain. Dari satu hati, ke hati yang baru, yang
belum berpemilik.
Kamu
tengah menulis cerita ini di sampingku, yang lelah setelah seharian bekerja.
Kamu pun hanya memesan kopi, sembari membaca buku agenda berisi jadwal minggu
depan. Kamu pasti lupa, jikalau esok ialah akhir pekan. Mari bersenang-senang,
sebelum Senin datang, dan kita, aku-kamu, akan tenggelam lagi bersama sibuknya
berkas kantor tempat kita bekerja.
Kamu, sudah siap kan mengawali satu kisah?
(IPM)
Cilegon, Oktober 2015
#Ilustrasi
diunduh dari sini