(3/3)
Ada satu cerita unik saat kamu
berkenalan dengannya...
Seperti
yang sudah-sudah, kamu selalu melepaskan begitu saja setelah berpapas
dengannya. Seakan pasrah. Selayaknya tak ada upaya. Tidak biasanya kamu memperlihatkan gerak-gerik semacam ini. Kamu
yang kukenal, senantiasa mengejar apa yang kamu inginkan.
Untuk
perihal dia, kamu berbeda. Kamu memberikan jalan cerita kepada langit. Mau
dipertemukan dengan cara bagaimana, atau pula tak dijumpakan kembali, kamu tak
ambil masalah. Inikah hakikat dari jatuh
cinta, yang membebaskan tanpa mengekang alur sebuah kisah?
Dia,
Perempuan Bertudung Biru Muda itu, mungkin saja kini tak lagi di dekatmu. Boleh
jadi dia sekarang berada beratus kilometer terpisah dari tempatmu berdiri.
Hanya, kamu masih yakin dipertemukan dengannya sekali lagi. Keyakinan yang tak
tahu dari mana asalnya. Satu yang jelas, kamu percaya.
Matanya,
yang mendorong jiwamu untuk melangkah. Parasnya, yang menggamitmu sehingga tak
bisa melihat lain wanita. Magis benar
memang, ketidakpastian dan jawaban menerka-nerka, membuat manusia memiliki satu
dunia yang tak sanggup orang lain memasukinya.
Sekian
hari sudah, dia tak menampakkan diri. Sudah pernah kubilang, jangan pernah
melewatkan sejengkal kesempatan. Penyesalan, terkadang ialah jalan paling cepat
mencapai depresi, berikutnya mati.
Di
siang terik itu, sepulang inspeksi lapangan, kamu menunggu pintu lift kantor terbuka. Kamu sudah siap
berdesak-desakan, beradu badan agar memperoleh kesempatan naik paling awal.
Namun, ruang bergerak naik-turun saat itu cukup lengang. Hanya dua orang
menanti, atasanmu, serta kamu.
Kamu
tak pernah mengira, pintu yang akan tertutup tetiba tertahan dan terbuka. Dia
melenggang masuk, tersenyum, dan diam sejenak. Iya, sebentar saja, hingga bosmu
membuka mulut dan bicara, “Kalian tak saling kenal?”
Kamu
berharap lantai kantormu lebih banyak jumlahnya. Kamu berharap bosmu tidak ikut
naik saat itu. Kamu berharap hari ini datang lebih cepat. Namun, harapan memang
seringkali merupa harapan. Tak pernah mewujud kenyataan.
Perkenalan
singkat antara dia dan kamu sangatlah minimalis. Kamu berhasil tahu namanya,
dan dia mau-tak-mau jadi mengenalmu. Nona K. Perempuan Bertudung Biru Muda itu
kini telah berasma.
Kamu
tak pernah tahu apa yang akan terjadi ke depan. Termasuk tidak tahu, jikalau
kotak masuk dan daftar panggil di ponselmu kini penuh berjejal namanya. Dia
juga tak pernah tahu apa yang akan terjadi ke depan. Termasuk tidak tahu,
jikalau pelan-pelan kalian saling menjanjikan satu harapan.
Apa itu?
Kebersamaan.
(IPM)
Cilegon, Desember 2015
#Ilustrasi
diunduh dari sini