Setiap
malam kamu selalu mengkhawatirkan sesuatu. Ada sebab hingga kamu sering berlama
duduk, menatap kosong pojok kamar, hingga akhirnya menyerah dan berbaring.
Namun,
tubuh dalam posisi terlentang serta berselimut tebal, ternyata tidak menjamin
kamu akan lekas terpejam. Mata, selalu tidak bisa berkompromi dengan pikiran.
Seperti malam ini, mata dan ragamu capai, tapi pikiranmu terus berlari entah ke
mana. Tak kenal lelah.
Entah
sudah malam ke berapa kamu selayaknya merupa seorang penakut. Iya, kamu takut
tertidur. Aneh, bukan? Kamu takut
apabila sudah terlelap, lantas tidur pulas sepanjang malam, dan... saat waker-mu berbunyi, justru kamu lupa
ingatan. Kamu takut semua menghilang. Sesuatu yang absurd, tapi nyata melekat pada harimu.
Kamu,
barangkali tidak pernah tahu. Ada hal yang lebih menakutkan daripada phobiamu
itu. Ada sesuatu yang jauh lebih nahas ketimbang seorang yang takut akan
terlelap.
Kenyataan
paling menakutkan dari itu semua ialah... kita –aku, kamu, dan setiap orang–
tidak memiliki kendali tentang pikiran mereka sendiri. Kita tak pernah bisa memilah
mana momen yang harus dilupakan, serta mana yang harus melekat dalam ingatan.
Semuanya
tumpang tindih.
Kamu
seharusnya bisa melupakan phobiamu dan kembali terlelap dengan khidmat di penghujung
malam. Kamu pun seyogyanya sanggup melupakan kejadian tempo dulu, jauh sebelum
kamu dewasa, ketika pada malam itu pelan-pelan saja kamu terpejam, pulas, atau
bahkan bermimpi indah sekali, namun detik saat matamu terbuka, seluruh anggota
keluargamu lenyap tak bersisa.
Esoknya,
surat kabar hanya bisa menduga. Siaran televisi cuma meliput untuk menaikkan rating-nya. Berbondong orang tak dikenal
datang ke rumahmu, menanyakan apa yang terjadi. Dan, sang petugas penengah,
nyatanya tak bisa menyelesaikan kasus terbesar itu pada zamannya. Perlahan saja
menghilang, lambat tapi pasti tak bersisa.
Kamu
masih takut terlelap. Kamu akan tetap takut, sampai besok, minggu depan, bulan
depan, mungkin juga sampai tahun depan... atau setidaknya, sampai keluargamu
kembali ditemukan.
(IPM)
Anyer, Juni 2016
#Ilustrasi
diunduh dari sini