Ini puisi ke berapa, aku sudah lupa.
Yang kutahu, ketika aku menulisnya, entah untukmu atau bersebab kamu, aku
bahagia.
Pages
Aku tak ingin memimpikan saat-saat itu. Momen ketika kamu
tetiba datang menanyakan kabar. Entah tulus, atau dengan maksud tersembunyi aku
tak mempermasalahkan. Seperti kemarin, tiada yang mengundangmu sebenarnya. Aku
pun sudah membiarkan rasa kita mengalir dengan sendirinya. Tanpa ada usaha
untuk lagi mengikatnya.
Sudah
terlampau petang menurutmu untuk kembali pulang hari ini. Berbekal ingatan masa
kecil, kamu memberanikan diri untuk berkunjung ke kawan lama. Cukup berkelok
alamat yang kau cari, tapi berakhir bertemu.
Subscribe to:
Posts (Atom)