Darimu aku belajar…
Tentang berlayar jauh tanpa
adanya ombak adalah kebosanan yang utuh. Terkadang memang benar, kisah yang
dirajut, perlulah sesekali harus berlubang dan terbakar. Namun, dengan sigap, berusaha
bersama menimpanya dengan corak yang lebih Indah.
Darimu aku belajar…
Bagaimana berusaha melebihi apa
yang aku rasa sudah cukup, tapi nyatanya belum. Pernah sesekali kamu bertanya
perihal “Mengapa”, serta cepat saja kutimpali dengan kalimat “Padahal aku sudah…”
Darimu aku belajar…
Membuka mulut seringkali justru
lebih ampuh membunuh gamang dalam hubungan. Diam memang emas, untuk perihal
tertentu. Namun, sungguh tidak pada hal-hal yang harus sesegera mungkin
dipecahkan. Waktu, kadangkala mewujud pembunuh paling kejam dalam diam.
Darimu aku belajar…
Banyak. Bahkan, cukup untuk
tabunganku memperbaiki segalanya. Berbicara tanpa bukti selaksa bercerita
pernah menggurat seseorang di tepian pasir pantai. Saat pasang datang, lukisan
hilang. Akhirnya, aku takkan mau berkisah ini-itu, cukup saja lakuku yang dalam
senyap mulai melagu.
Karenamu, aku merupa terpelajar …
(IPM)
Idham
PM | Sketsastra 2020
#Ilustrasi diunduh dari sini.