Kali ini, kamu lebih baik mendengarkan aku…
Berdiam di rumah seperti ini nyatanya banyak melahirkan
percakapan, tentang banyak hal, denganmu.
Kamu mulai membahas beberapa kejadian yang membekas. Akan
kesedihan, diremehkan, luka, serta duka yang terus-menerus terpatri dalam
kepala. Sungguh benar ya, perempuan
selalu memiliki detil ingatan yang sangat baik.
Semua ceritamu ialah tentang manusia dan segala apa yang
dilakukan oleh mereka. Sejujurnya, tak perlu kamu risau memikirkan itu. Ada
banyak hal yang kita tak kuasa mengaturnya.
Selayaknya saat kamu seringkali mengenakan setelan
pakaian kasual dengan warna pastel yang sama. Tak banyak variasi. Orang yang membencimu pasti akan
berkomentar sinis: Dasar engga modis!
Baju itu-itu mulu! Buta tren! Namun, orang yang menyayangimu justru
mendukung gaya hidup barumu yang minimalis. Jobs, Zuckerberg, juga melakukan itu.
Lain hal, sedari dulu memang kamu jarang sekali memakai kosmetik
lengkap khas wanita. Barangkali hanya bedak tipis serta lipstick. Tentu, orang yang membencimu sudah siap dengan gerutunya:
Aih, perempuan malas! Kumal! Engga mampu
beli make up ya! Sementara, orang yang tulus menyayangimu justru bangga
dengan prinsipmu bahwa definisi cantik tidak melulu dari riasan wajah. Kamu
cantik natural apa adanya.
Ketika kamu mencapai salah satu tangga kesuksesan, orang
yang membencimu pasti menatap ragu: Ah,
pasti kebetulan saja! Dia bisanya cuma itu kok, jadi ya engga kaget! Baru
segitu saja sudah sombong! Sebaliknya, tak pernah ada kata negatif keluar
dari mulut orang yang menyayangimu. Mereka akan memberi selamat, ikut senang, sembari
mendoakanmu supaya lebih cerlang lagi ke depan.
Setiap orang boleh berkata sesuai apa yang mereka rasa. Itu
hak mereka, bukan urusanmu pula. Tapi yang jelas, kamu boleh memilih: memerhati orang yang membencimu, atau justru mendengarkan mereka yang menyayangimu.
Kali ini, kamu lebih baik mendengarkan aku.
Kau tahu, tulisanku takkan pernah membencimu.
(IPM)
Idham
PM | Sketsastra 2020
#Ilustrasi diunduh dari sini.