Caramu untuk sampai
pada hati seseorang itu beragam…
Ada banyak jalan menuju Roma, sebagaimana
terdapat pula pelbagai arah untuk tiba pada romansa. Perasaan dua insan memang
terkadang sulit untuk dilukiskan. Selalu saja berliku, serta tak jarang
menyimpan banyak haru.
Bodohnya, kita takkan pernah
mengerti kapan momen itu tercipta. Momen ketika dijatuhkannya rasa pada relung kalbu seseorang. Bisa saja saat tertawa bersama sembari bercanda. Kemudian, saat jokes terlucumu kau lemparkan, dia
menangkap dengan lekas, dan, benar saja, perasaannya lamat-lamat tertambat.
Atau, mungkin ketika terbiasa
ke sana ke mari berdua. Entah bersebab satu rangkaian kegiatan tak terduga,
sampai beberapa skenario yang sengaja kau buat agar tetap bersama. Lantas, selayaknya
pepatah Jawa, “Wiwiting tresna jalaran
saka kulina”, menjelma kalimat untukmu selalu mengucap “Semoga, semoga…”.
Lain kisah, ada pula yang tak
pernah bersua, tapi sekelebat saja ada rasa ketika sungging senyum manis
merekah. Mewujud jatuh hati paling misterius, saat “Yup, dia orangnya” hanya berdasar pada awal imaji. Selebihnya,
urusan nanti, sembari dijalani.
Namun, dari sekian banyak opsi,
jalanmu menemukannya ialah lewat alinea. Tulisanmu itu, yang fiktif dan pendek,
yang tak bertema dan terkesan biasa, nyatanya sanggup meruakkan ruang untuk
bertukar telinga. Hingga pagi, sampai lelah dan “dilanjut esok lagi” rela merupa pembatas hari.
Caramu untuk sampai
pada hati seseorang itu beragam, seperti lewat tulisan, misalnya…
(IPM)
Idham
PM | Sketsastra 2020
#Ilustrasi diunduh dari sini.