Pernah kamu suatu hari bertemu seseorang. Tutur katanya indah, seakan sempurna bila bersanding dengan paras penuh pesona. Sejak awal, kamu sudah mengira bahwa jalan ceritanya pasti akan berbeda. Mulai saja kamu berandai akan ini dan itu bila nanti akhirnya merupa satu.
Namun, hidup bukan hanya tentang
perencanaan. Selalu ada satu hal yang ikut, tapi tak diundang, selalu
mengejutkan. Kisahmu berbelok arah, menuju jurang yang kamu sendiri pun takut
untuk melihat kedalaman dasarnya.
"Bagaimana mungkin segalanya
bisa seberantakan ini?” sergahmu.
Pertanyaan yang lebih bertujuan
untuk menghardik takdir. Ketidakpuasan akan semesta yang tidak kompak
mendukung. Kekhawatiran mengenai bagaimana plot ke depan yang semakin tak
menentu.
Kamu mungkin telah banyak belajar tentang bagaimana seni berbahagia dengan selalu berserah. Meninggalkan utuh apa yang telah terjadi sebelumnya. Menurunkan ekspektasi. Bukan, bukan untuk menyesali, tetapi guna berterima kasih karena Tuhan telah berlimpah memberi.
Mungkin tidak selalu menyenangkan.
Akan tetapi, setiap yang sakit, pasti membuatmu lebih kuat ketika sembuh.
Setiap yang pahit, senantiasa mewujud rasa manis di kudapan akhir. Dan, setiap
yang pergi, perlahan menyadarkanmu bahwa tiada yang abadi.
***
Boleh jadi kamu merupa seorang
terkasih malam ini. Namun, ingatlah, tiada yang selamanya. Tugasmu sederhana:
merayakan hari ini. Tidak menyesali, atau juga terlalu khawatir bermimpi.
Sebab, sekelam apapun dulu, masa
depanmu masih suci menunggu…
(IPM)
Surabaya, Sketsastra 2021
#Ilustrasi diunduh dari sini